TAUFIK AKBAR HASIBUAN

Guru Alif alif adalah sebutan untuk para guru yang mengajari baca Tulis Alquran. Belajar untuk terus menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Saat ini akti...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kualitas Ala Cocokologi
Siapa Ya?

Kualitas Ala Cocokologi

Kualitas Ala Cocokologi (Why Not)

Tantangan Menulis Hari Ke 34

#TantanganGurusiana

Persoalan kualitas bukanlah persoalan baru, kata ini sudah mendarah daging dalam bahasa persatuan kita. Bahkan menjadi topik terhangat dalam isu-isu pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya. Bukan saja bahasan para akademisi, bahasa para politisi, bahkan anak ingusan (Abg) pun menggunakan kata ini dalam sehari-hari. Contoh "makanya janga beli barang kaweĜŒ lihat gue pake barang berkualitas"

Di dunia pendidikan, kata ini menjadi kata paling ditakuti saat ini. Apalagi saat mendengar pidato Menteri Pendikan Di Hari Guru Nasional (HGN) kemarin. Kata kata ini menjadi mesin pematik semangat bagi para Guru-Guru. Berpacu dengan waktu, berpacu dengan sesama menuju tobe number one. Tak lain dan tak bukan, di era 4,0 ini, dimana mereka yang tidak adaptif dengan perubahan akan tergilas oleh zaman.

Sederhana saja, ketika guru tidak bisa menggunakan Android, Smartphone, Latop. Maka guru tersebut ditinggalkan oleh lingkungannya sendiri. Mau tidak mau mereka akan membuka tas untuk membayar orang orang yang bisa membantu mereka menaklulkan teknologi. Jika anda salah satunya, saran saya segeralah memperbaiki diri sendiri. Atau hubungi mereka yang ahli disekitar anda, membantu anda menaklukkan teknologi.

Secara sederhana ala ilmu cocokologi, kata KUALITAS Berasal dari dua suku kata.

KUALI dan TAS

KUALI - adalah wadah tempat memasak, diambil dari bahasa Mandailing (Bukan Batak), alat yang digunakan jika ada yang hendak dimasak. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan "Wajan"! Alat ini digunakan biasanya oleh para cooker, atau para ibu-Ibu dirumah, jika belum juga kenal, cobalah sesekali temani istrinya dirumah memasak. Bahan yang diaduk didalam kuali adalah bahan mentah, yang diolah menjadi sesuatu yang bisa disajikan dan dinikmati. Jadi sesorang bisa mengolah yang mentah, menjadi sesuatu yang bisa dinikmati adalah tugasnya kuali. Sehingga Kuali sangat berperan dalam mengubah sesuatu yang awalnya tidak begitu bernilai, menjadi bahan yang bernilai tinggi atau mahal.

Maka setiap mereka yang menguasi Kuali, bisa kita pastikan adalah orang-orang yang bertalenta, kreatif dan mampu mengolah sesuatu yang tidak bisa disajikan, menjadi yang berguna dan bermanfaat. Orang-orang seperti ini, perlu dilestarikan, dirawat, dan dijaga agar tidak punah. Kemunculan mereka tidak bisa diprediksi, tidak ada jaminan sekolah tinggi akan menciptkan orang yang berkuali, bahkan satupun tidak ada sekolah yang memberikan gransi akan hal tersebut. Selain sebagai potensi, kuali juga hadir dari proses yang dijalani, semakin baik yang proses yang dijalani, maka semakin baik produk yang dihasilkannya.

TAS- adalah tempat menyimpan sesuatu, diambil dari bahasa Indonesia. Digunakan ketika sesuatu benda membutuhkan tempat untuk membawanya, juga tas berfungsi tempat mengisi. Jika kita tafsirkan arti huruf perhurup maka "TAS" T bermakna "Tempat" A bermakna "Apa" sedangkan S bermakna " Saja". Jadi kita cocokkan saja. Tempa Apa Saja. Soal setuju atau tidak, itu terserah anda, karena tulisan ini bukan mencari benar atau salah.

KESIMPULAN

Jika "KUALI" adala tempat mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, sedangkan "TAS" tempat menyimpan atau meletakkan sesuatu, maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan, "KUALITAS" adalah proses seseorang memiliki talenta, mengasah potensi untuk menjadi yang terbaik. Kualitas tidak didapatkan begitu saja, atau yang dibawa sejak lahir, akan tetapi ia tumbuh dan berkembang sesuai dengan proses yang dijalaninya. Semakin baik prosesnya maka semakin baik hasil yang didapatkan. Seberapa bisa seseorang mengolah bahan mentah menjadi bermanfaat, disimpan untuk masa depan mereka. Maka inilah kualitas terbaik, yang akan membawa kebaikan untuk masa depannya.

Sebaliknya, Jika seseorang hanya mampu memakan, menyimpan maka perlu dipertanyakan kredebilitasnya. Bisa bisa kualinya hanya untuk makanan kroninya, tas untuk menyimpan hasil masakan kuali. Untuk itu kedepan kita perlu mengasah skill dan kompetensi kita, terlebih bagi kita yang menggeluti dunia keguruan, yang akan terus berevolusi sesuai dengan zamannya. Karena perubahan adalah hal yang pasti ada didepan mata. Mereka yang tidak siapa dengan perubahan, maka akan digilas oleh perubahan itu sendiri.

Salam mubarak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaap ilmu cocologinya... Makasih ilmunya suhu..

17 Feb
Balas

Haaaaa. Semoga bermanfaat

17 Feb

BeruuuubaaaahhhjKuali2 dan tas2 yang ternyata punya filosofi. Ahhh,, sangat menggugah semangat

17 Feb
Balas

Haaaa. Ketika digonseng di kuali, maka hasilnya cuma dua. Jadi gosong, atau sedap dinikmati

17 Feb

Hahah keduanya punya peluang utk terjadi. Tinggal kesiapan diri untuk menikmati atau mangulangi lagi, atau emoh sama sekali

17 Feb
Balas



search

New Post