Menaklukkan Gurusiana

Tantangan Menulis Hari Ke 30

#TantanganGurusiana

Saya belajar bahwa keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan. Tetapi mereka berhasil menang atas itu. Orang berani bukan mereka yang tidak pernah merasa takut, tapi mereka yang bisa menaklukkan rasa takut itu. (Nelson Mandela)

Menaklukkan rasa takut adalah awal dari kebijaksanaan. (Bertrand Russell)

Itulah beberapa ungkapan mengenai kata "menaklukkan" yang berasal dari kata "takluk" yang merupakan kata verbia (kata kerja). Kata yang menunjukkan sebuah proses untuk mencapai sebuah tujuan, ketika sudah dapat dicapai, diraih maka diistilahkan dengan "Takluk". Lantas apa hubungannya dengan "Gurusiana" bukan " Guru Si Ana" apalagi Si Ani, Si Anu. Ini Paltform yang di kembangkan oleh Media Guru untuk melatih Guru Guru dalam berliterasi. Biar lebih jelas, anda baca saja dech, Artikel kami "Mengenal Gurusiana".

Tulisan dipenghujung babak penyisihan Group ini, kami ingin sedikit berbagi cerita sejak mengenal "Gurusiana". Apalagi setelah adanya tantangan menulis 30, 60,90 hari Gurusiana, rasanya seperti makan buah "Balakka", anda kenal Buah Balakka? Buah endemik yang tumbuh didaerah trofis, nama latinnya Phyllanthus Emblica. Rasanya pahit diawal namun lama kelamaan akan manis dilidah. Kira kira begitulah semenjak mengikuti tantangan menulis ini, awalnya berat, ahirnya manis, maunya nulis aja terus, sampe lupa Main Game.

Gurusiana kami kenal sejak tahun 2017 tepatnya 14 Maret 2017, kami meluncurkan tulisan pertama kami di Gurusiana berjudul "Itu Bukan Alasan Kawan!" Bercerita tentang sosok Guru yang sudah menjelang Purna bakti disekolah tempat kami mengabdi. Hingga hari ini, kami sudah memiliki artikel sebanyak 144, tentunya ini angka yang sangat kecil jika dihitung hari dalam 3 tahun terahir ini, bolehlah dikatakan kami member paling pasif disini.

Ada pepatah di kampungku, kira kira begini "Copat adong nai kojar na, lambat adong nadi pettena" saya bantu terjemahkan ya. "Cepat ada yang dikejar, Lambat ada yang ditunggu" maknanya, jika terburu buru barangkali ada yang hendak perlu disegerakan, jika lambat mungkin ada yang sedang ditunggu. Meski terkesan agak mencari cari alasan, tapi pepatah ini mungkin cocok untuk menggambarkan kepasifan kami selama ini. Jika di SAGUSABU, pelatihan yang di adakan oleh Media Guru, kami tergolong Angkatan Pertama Kota Medan, sayang kami mungkin benih yang kurang bagus untuk disemaikan, atau barangkali benih yang sedang terkena H5N1 kala itu, belum lahir Corona Virus. Seangkatan di Fakultas Psikologi USU, Benih unggulnya sudah menjadi buah Super, Intruktur Nasional penulis, editor, dan bahkan sudah menjadi tim penilai tulisan kami yang selalu gagal produk. Tentunya secara pribadi kami merasa "Julit" ketika melihat kesuksesan rekan seangkatan, hingga bertekad untuk kembali kejalan yang Lurus "ihdinashirotol Mustaqim, Shirotol lajina anamta alaihim ghoril magdubi alaihim, waladdholin"

Tepat hari ini, hari ke30 mengikuti tantangan menulis, mencoba kembali menumbuhkan benih yang dulu pernah disemai. Konsistensi untuk menjadi seorang penulis, menjadi modal utama sukses menaklukkan tantangan ini. Bisa saja anda telah melahirkan beberapa judul buku, telah menulis diberbagai media cetak dan online, tapi untuk konsisten tetap menulis selama 30 hari menjadi sesuatu yang dahsyat rasanya. Paket data, listrik, problem keluarga, mumet ide, kemalangan dan puluhan problem lainnya, membawa cerita tersendiri untuk menaklukkan tantangan ini. Dan ini baru "Biru" masih ada dua jenjang lagi menuju "Gold" artinya ada 60 hari lagi jika ingin terus menaklukkan tantangan ini. Ibarat game, ini baru level pertama, naik level tantangan makin berat pastinya.

Selama 30 hari ini, ada banyak hal yang perlu dicatat. Meskipun tidak diminta untuk dituliskan, namun akan tetap tersimpan dimemori kita masing-masing. Kenalan baru sudahlah pasti, baik kenal nama, atau baru satu komunitas meski selama ini sudah kenal nama dan orangnya. Mungkin kami tidak cocok menjadi motivator, terbukti dari sekolah kami satupun tidak ada yang sukses kami ajak ikut bergabung, meski selama 30 hari nonstop tulisan kami selalu kami share digroup wa sekolah.

Anehnya, dari luar sekolah justeru kecentol untuk mengikuti tantangan ini, mungkin karena ada kesamaan hobby menulis. Hingga hari ini baru 3 orang yang berhasil kami pengaruhi dan ajak menjadi penantang Gurusiana, ada yang sudah 2 kali remedial, ada yang terus lanjut. Kenalan baru juga tak kalah asik, bahkan mereka mereka yang sudah sukses di profesi lain, tapi punya niat untuk menjadi penulis. Ahirnya kami menjadi satu komunitas baru yang positif, saling memotivasi mencapai cita cita.

Terahir meski ini bukam ahir dari perjuangan, masih panjang jalan yang akan dilalui, kami doakan semoga saya, pembaca, yang ikut tantangan ini sukses menaklukkan Gurusiana, yang mulai tak ramah ini. Pengalaman deadline, buntu akan ide ide, akan menjadi pelajaran untuk level berikutnya agar tidak remedial nantinya. Meski remedial itu bukanlah virus, tapi setidaknya itu menyakitkan jika kembali ketitik "NOL" bisa bisa stamina, akan drop.

Terima kasih Media Guru, Gurusiana, Para Admin, yang menumbuhkan giat literasi ini. Hingga melahirkan Komunitas baru bagi kalangan Guru, terlebih bagi kami Guru Alif alif ini. Ahirnya semoga Allah meridhoi, mewujudkan semua angan dan cita cita kita. "Jika anda bukan anak raja, bukan pejabat, maka menulislah agar kelak dikenang sepanjang zaman" mengutip nasehat Ali Kwh, bagi Para Penuntut ilmu, " Ilmu itu seperti Binatang liar, maka ikatlah ia dengan Menulisnya agar menjadi Jinak".

Salam Literasi