Ini Pasti Salah Guru!!!

Tantangan Menulis Hari Ke 83

#TantanganGurusiana90

Anggaran pendidikan kita cukup besar, 20% dari APBN. Sekitar Rp.400 triliun pertahun, dalam kacamata investasi, ouput pendidikan harus mampu member income kepada Negara lebih dari Rp. 400 triliun, atau subsidi (beban) Negara terhadap kaum Miskin dan pengangguran berkurang dari angka tersebut. Pendidikan harus mengahasilkan output yang menguntungkan Negara, sebagai persiapan generasi masa depan.

Seorang Nelson Mandela yang mengucapkan: ”Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia. Oleh karena itu, Negara seharus hadir terus memikirkan strategi pendidikan yang optimal untuk mendidik generasi penerus. Investasi bertahun-tahun pada generasi muda yang memakan biaya miliaran dolar terus dikerjakan banyak negara. Periode pengembalian (payback period) investasinya bisa sangat panjang. Jauh melampaui bisnis-bisnis populer zaman ini.

Namun, dapat dipastikan negara yang absen dalam memperhatikan pendidikan generasi mudanya akan segera tergerus oleh derasnya arus zaman ini. Sains dan teknologi saat ini berkembang jauh lebih cepat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Ketertinggalan dalam kedua hal ini akan membuat pendidikan salah arah. Paling fatal menghasilkan generasi yang menjadi mangsa pasar, menjadi konsumen pasar.

Jika negara menata pendidikan hanya sebagai proyek, maka hasilnya akan lahir manusia manusia proyek. Yang hanya mengambil dan mencari berdasarkan keuntungan mereka semata. Kementerian berusaha mencari keuntungan pribadi dari 20%, Provinsi juga tak mau kalah, kabupaten/ kota tak ketinggalan, para Kepala kepala sekolah mengganas melahap dana dana BOS. Ketika pendidikan di tumpangi oleh politik kepentingan maka hasilnya akan melahirkan kepentingan , dan karakter yang di harapkan hanya sebagai lipstik dalam kampanye kampanye politik.

Ini pasti salah GURU. karena terlalu keras mengkritisi pemerintah, hingga tak bisa berkreasi dan bahkan di bully sampai mati, jika berani menyalahkan BUPATI, dan tak mungkin mentri. akibatnya akan di mutasi hingga tak bisa lagi berkreasi. Realita pendidikan kita saat ini, harus kita cermati, kita kritisi dan bahkan perjuangkan sampai mati. Jika hasilnya hanya seperti foto ini, kira kira salah menteri atau Bupati? jangan jangan guru umar bakri yang salah?

Tengah pandemic yang telah merenggut jutaan nyawa diseluruh dunia, masih saja para pelajar kita berhura hura. Melakukan aksi yang sangat tidak elok bagi seorang pelajar, apalagi ditengah ancaman corona ini. Apa yang hilang dari pendidikan kita, apa yang salah dari kurikulum pendidikan kita. Beginikah hasil pendidikan kita selama ini? Generari yang tidak peka terhadap persoalan sosial dan lingkungan. Generasi yang tidak memiliki empati dan disiplin.

Menteri pendidikan perlu mengkaji lebih dalam lagi, kurikulum kita. Apakah salah arah, atau hanya dipersiapkan sebagai robot pekerja nantinya. Mengisi kekosongan buruh buruh pabrik, tukang sapu, bukan generasi yang menciptakan lapangan kerja. Evaluasi mendalam terhadap program pendidikan "Merdeka Belajar" meskipun kita ketahui bersama kejadian ini, hampir berulang setiap tahunnya. Seolah sudah menjadi tradisi salah yang di ikuti.